Tuesday, November 27, 2007

Agama Melawan Kemiskinan???

Menarik benar artikel yang pernah saya baca di sebuah blog yang berjudul "Agama Melawan Kemiskinan".

Tapi selain menarik untuk di baca menarik juga untuk dipikirkan,

"bagaimana Agama melawan kemiskinan?"

"menggunakan apa agama ketika melawan kemiskinan?"

"salah apa kemiskinan, sampai-sampai agama harus melawan?"

"Siapa sih "Agama" dan "kemiskinan" itu? sampai-sampai harus ada yang melawan dan yang dilawan?"


Apakah lebih baik jika kita bertanya:

"Bagaimana dalam beragama, kita sebagai mahluk milik Allah mengatasi kemiskinan yang menyertai kita?"

Nabi Muhammad SAW dalam ajaran yang diterangkannya:
"Lahaola Walakuwata ilabillahi aliyil adzim"
"Tidak ada daya dan kekuatan milik saya, melainkan daya dan kekuatan milik Allah lah daya dan kekuatan yang menyertai saya".

Dari pelajaran ini di dapat bahwa nabi Muhammad, secara keasliannya merasa tidak memiliki apa-apa (kemiskinan). namun bukan berarti ia tidak menikmati banyaknya rezeki/harta yang dirizkikan kepadanya.

coba bandingkan, lebih baik mana?
- disertai harta yang banyak tapi menikmati *tidak memiliki apa-apa*, karena meyakini bahwa segala sesuatu itu milik Allah SWT. dan menikmati keuntungan dengan *menyadari benar* bahwa dengan tidak mengakui bahwa harta adalah milik *saya* menjadi *tidak angkuh* karena harta banyak yang menyertai.

- Tidak disertai harta banyak, dan merasakan bahwa kemiskinan adalah miliknya, dan merasakan ketidak bahagiaan karena *ketidak banyakan* harta yang menyertainya. (sedangkan jelas sekali bahwa *kemiskinan* ialah mahluk milik Allah yang menyertai mahluk lainnya)

Kemiskinan dan kekayaan ialah mahluk milik Allah, yang menyertai mahluk lain yang merupakan mahluk Allah juga. Manusia yang disertai Akal dan ilmu pengetahuan, ada baiknya berpikir,

"Bagaimana cara mengatasi kemiskinan?"

Supaya netral:

"Bagaimana cara mengatasi kekayaan?"

... menurut pada undang-undang milik Allah yang telah ditentukan (AlQur'an) agar menambah amal kebaikan bagi kita?

Mungkinkah?
- Mulailah dari diri sendiri.
- Mulailah dari hal kecil (supaya netral>> atau besar)
- Mulailah saat ini (karena sesuatu yang telah terlewat tidak akan pernah bisa kembali lagi pada saat sebelumnya)

No comments: